Mick Doohan Kecewa dengan Pabrikan Jepang di MotoGP

Mick Doohan

MotoGP sekarang sedang memasuki babak baru di mana Ducati, KTM, dan Aprilia, tiga pabrikan Eropa, menguasai jalannya kejuaraan. Tim-tim ini tidak hanya unggul dalam hal teknologi tetapi juga berhasil menempatkan para pebalapnya di posisi puncak. Bayangkan saja, di musim 2024 ini, peringkat 1 hingga 12 di klasemen MotoGP dikuasai oleh mereka.

Namun, kalau kita throwback sedikit, dominasi serupa pernah dimiliki pabrikan Jepang seperti Honda dan Yamaha. Gak perlu jauh-jauh ke era 90-an waktu Mick Doohan berjaya, di tahun 2019 saja, empat dari lima besar pebalap di klasemen akhir menggunakan motor buatan Jepang.

Perubahan besar mulai terasa sejak tahun 2020. Perlahan tapi pasti, pabrikan Eropa terus memperbaiki dan mengembangkan motor mereka. Sementara itu, pabrikan Jepang seperti Honda dan Yamaha justru terlihat sedikit tertinggal. Pandemi COVID-19 menjadi salah satu faktor yang disoroti oleh banyak pihak, termasuk legenda MotoGP, Mick Doohan.

Mick Doohan: Pabrikan Jepang Harus Berubah

Kritik dan Analisis Mick Doohan

Dalam wawancara dengan Crash, Mick Doohan mengungkapkan kekecewaannya atas performa pabrikan Jepang di MotoGP saat ini. Menurutnya, pandemi membuat pabrikan Jepang kehilangan momentum.

“Pandemi membuat pabrikan Jepang mundur satu langkah, sementara pabrikan Eropa terus mengembangkan apapun, baik itu di bagian elektronik maupun aspek lain,” ujar Doohan.

Namun, menurut Doohan, kuncinya bukan semata-mata ada di teknis. Pabrikan Jepang, terutama Honda, harus mengubah pola pikir mereka.

Pola Pikir Baru: Kunci Kembali ke Puncak

Doohan percaya bahwa perubahan mindset adalah langkah awal yang harus diambil jika Honda ingin kembali ke masa kejayaannya.

“Mereka akan kembali kepada kejayaannya, tapi mereka harus mengganti pola pikir,” jelas Doohan.

Ia juga menyebut Yamaha tampaknya sudah berada di jalur yang tepat untuk bersaing di musim depan. Ia berharap Honda juga segera menyusul.

Aleix Espargaro dan Romano Albesiano: Harapan Baru

Untuk kembali bersaing, Honda mengambil langkah besar dengan merekrut Aleix Espargaro sebagai test rider mereka. Doohan memuji langkah ini sebagai keputusan yang tepat.

“Kehadiran Aleix sebagai test rider adalah langkah yang baik. Mereka butuh seseorang yang cepat dan bisa memahami apa yang motor butuhkan untuk lebih cepat lagi,” katanya.

Selain itu, Honda juga berhasil ‘membajak’ Romano Albesiano dari Aprilia untuk mengisi posisi Direktur Teknis. Peran Albesiano diharapkan membawa angin segar dan inovasi yang signifikan dalam pengembangan motor Honda musim depan.

Dengan kombinasi antara pembalap berpengalaman seperti Aleix dan teknisi kelas dunia seperti Albesiano, Honda memiliki peluang besar untuk bangkit. Namun, seperti yang Doohan tegaskan, semuanya akan kembali ke pola pikir dan kemampuan tim untuk terus beradaptasi dan berkembang.

Honda sedang memasuki era perubahan besar, dan musim 2025 akan menjadi ujian sejati apakah mereka bisa kembali mendominasi seperti dulu.

Exit mobile version