Mengapa Motor Listrik Belum Populer di Indonesia?

Motor listrik

Motor listrik di Indonesia masih jauh dari kata populer, meski sudah ada banyak dukungan dari pemerintah. Penjualannya belum mencapai angka 100 ribu unit, dan bahkan diperkirakan baru mencapai 70 ribu unit tahun ini. Kenapa sih motor listrik nggak bisa naik daun, padahal ada banyak insentif yang ditawarkan?

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Hari Budianto, mengungkapkan bahwa prediksi penjualan motor listrik tahun ini cuma sekitar 70 ribu unit. Angka ini jelas terbilang kecil jika dibandingkan dengan penjualan motor konvensional yang sudah mencapai jutaan unit.

“Tahun ini kemungkinan akan mencapai angka 70 ribuan. Memang jauh perbandingannya dengan motor konvensional,” kata Hari. Motor konvensional terjual hingga jutaan unit per tahun, sementara motor listrik cuma sekitar 6.000-an unit per bulan.

Tantangan Adaptasi Teknologi Baru

Salah satu alasan utama kenapa motor listrik belum diminati banyak orang adalah karena masyarakat Indonesia masih butuh waktu buat beradaptasi dengan teknologi baru. Para pengguna motor konvensional harus mengubah kebiasaan mereka, dari yang biasa pakai motor bensin ke motor listrik.

Menurut Hari, faktor harga juga jadi kendala. Walaupun sudah ada insentif, harga motor listrik tetap lebih mahal dan banyak orang merasa bahwa motor listrik belum praktis digunakan sehari-hari.

Harga dan Infrastruktur Jadi Masalah

Motor listrik memang punya keunggulan ramah lingkungan dan efisiensi energi, tapi untuk sebagian orang, motor ini masih dianggap kurang praktis. Salah satu masalah utama adalah waktu pengisian baterai yang cukup lama.

Kalau motor konvensional cuma butuh 5-10 menit buat mengisi bahan bakar, motor listrik butuh lebih lama. Memang sekarang sudah ada teknologi baterai swap, tapi itu baru terbatas di kota-kota besar seperti Jakarta.

“Baterai swap memang ada, tapi infrastruktur-nya masih terbatas. Kalau orang mau pergi jauh, seperti ke Cikarang misalnya, mereka harus siap dengan dua baterai dengan jarak tempuh sekitar 60 km,” ujar Hari. Selain itu, harga baterai motor listrik juga masih mahal, bahkan bisa mencapai 40 persen dari harga motor itu sendiri.

Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik

Hari Budianto menekankan pentingnya untuk memperbaiki dan memperluas infrastruktur kendaraan listrik, termasuk motor. Pemerintah dan pelaku industri harus bekerja sama membangun ekosistem yang mendukung penggunaan motor listrik secara luas, agar motor listrik bisa dipakai di mana saja dan kapan saja.

“Maka itu, hal seperti inilah yang harus diselesaikan oleh kita semua, supaya bagaimana motor listrik itu bisa dipakai ke mana saja dan kapan saja,” ujarnya. Infrastruktur yang solid dan dukungan yang terus menerus dari berbagai pihak akan sangat membantu percepatan adopsi motor listrik di Indonesia.

Exit mobile version