Jorge Lorenzo mengenang kembali perjalanan kariernya di MotoGP, khususnya saat bersama Ducati, dengan perasaan campur aduk. Salah satu hal yang ia tegaskan adalah bahwa keputusan pindah ke Ducati pada 2017 bukan karena uang.
Banyak yang mengira ia menerima kontrak bernilai puluhan juta dolar, namun Lorenzo membantah keras anggapan tersebut. Dalam sebuah wawancara di podcast I Have a Plan, Lorenzo menjelaskan bahwa kontraknya dengan Ducati jauh dari yang dibayangkan orang-orang.
“Kontrak satu juta dolar yang, pada kenyataannya, 15 persen lebih banyak dari apa yang saya dapatkan di Yamaha,” kata Lorenzo, menekankan bahwa perbedaan itu tidak signifikan. “Perubahan ini bukan tentang uang, seperti yang dipikirkan sebagian orang.
15 persen itu tidak mengubah hidup saya. Itu lebih menjadi motivasi,” tambahnya. Menurutnya, keputusan pindah ke Ducati lebih didorong oleh keinginan untuk menantang diri sendiri, bukan soal gaji besar.
Tantangan Besar di Ducati
Setelah meraih tiga gelar juara dunia bersama Yamaha, Lorenzo memutuskan untuk bergabung dengan Ducati, tim yang tengah menanti pembalap untuk membawa mereka ke puncak kemenangan.
Namun kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan. Lorenzo yang sudah cukup berpengalaman di Yamaha ternyata kesulitan beradaptasi dengan motor Ducati. Bahkan, pada musim 2017, Lorenzo gagal meraih kemenangan dan mengalami kesulitan besar di awal perjalanan bersama tim Italia tersebut.
Musim 2017 menjadi musim pertama Lorenzo tanpa kemenangan dan tanpa podium pertama sejak 2005. Meskipun secara keseluruhan hasilnya tidak buruk, Lorenzo hanya mampu meraih tiga podium dan finis di peringkat ketujuh dalam klasemen akhir.
Meski begitu, Ducati masih memberi harapan besar pada Lorenzo, yang kemudian membuktikan kemampuannya di musim berikutnya.
Kesuksesan Tertunda: Tiga Kemenangan dan Cedera Tragis
Lorenzo akhirnya mencatatkan kemenangan pertamanya bersama Ducati di Mugello, Italia, pada 2018. Kemenangan itu disusul dengan dua kemenangan lagi di Catalunya dan Austria.
Performanya semakin kompetitif, dan ia juga meraih podium kedua di Brno, Republik Ceko. Namun, di saat Lorenzo sedang berada di puncak performa, nasib buruk datang menimpa.
Pada akhir musim 2018, Lorenzo mengalami serangkaian cedera. Setelah jatuh di Aragon, ia kembali cedera di Buriram, yang memaksanya absen dalam empat balapan berikutnya. Perjalanan perpisahannya di Ducati berakhir dengan catatan kurang sempurna, setelah hanya finis ke-12 di Valencia, tanda bahwa musim tersebut harus berakhir dengan tragis.
Keputusan Ducati: Tidak Memperbarui Kontrak Lorenzo
Meski telah memberikan beberapa kemenangan dan podium, Ducati memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya dengan Lorenzo. Tim Italia itu akhirnya memilih untuk memberi tempat pada Danilo Petrucci sebagai penggantinya di tim resmi.
Ducati pun memutuskan untuk berhenti memberi kepercayaan pada Lorenzo setelah satu setengah tahun tanpa hasil yang signifikan.
“Ducati kehilangan kesabaran setelah satu setengah tahun tanpa hasil. Mereka tidak mempercayai saya lagi. Mereka bahkan tidak menawari saya satu juta euro padahal kontraknya saat itu adalah dua belas juta,” kenang Lorenzo. “Mereka lebih menyukai pembalap seperti Petrucci. Saya bahkan tidak mendapat tawaran,” tambahnya, menandakan kekecewaannya dengan keputusan tersebut.
Akhir Karier di Honda: Pensiun yang Pahit
Setelah berpisah dengan Ducati, Lorenzo memulai babak baru dengan bergabung bersama Honda Repsol. Sayangnya, performanya bersama Honda tak semulus yang diharapkan.
Cedera yang terus mengganggu membuatnya kesulitan untuk kembali ke performa terbaik. Lorenzo tidak mampu meraih kemenangan sama sekali di musim tersebut, dan pada akhirnya memutuskan untuk pensiun dari MotoGP setelah musim yang penuh cobaan.
Dengan tiga kemenangan, tujuh podium, dan empat pole dalam 31 balapan bersama Ducati, perjalanan Lorenzo di tim tersebut memang tidak selalu mulus, namun ia tetap meninggalkan jejak sebagai salah satu pembalap yang berani mengambil tantangan besar.