Mobil kepresidenan bukan sekadar kendaraan biasa. Selain menjadi simbol negara, kendaraan ini juga harus mendapat perhatian khusus karena akan dipakai oleh kepala negara dalam perjalanan resmi.
Maka dari itu, perawatan dan pengecekan mobil presiden harus benar-benar detail dan teliti. Salah satu orang yang punya banyak pengalaman dalam merawat mobil kepresidenan adalah Jongkie Sugiarto, seorang mantan teknisi mobil presiden Indonesia.
Cerita Seru di Balik Pekerjaan sebagai Teknisi Mobil Presiden
Jongkie, yang sudah bertahun-tahun bekerja sebagai teknisi mobil presiden, memiliki berbagai kisah unik dan seru. Namun, ada satu momen yang sangat menegangkan bagi dirinya dan timnya.
Kejadian ini terjadi saat Presiden Soeharto masih menjabat dan mobil kepresidenannya harus digunakan untuk menyambut tamu penting, yaitu Presiden India. Waktu itu, mobil yang digunakan oleh Presiden Soeharto adalah Mercedes-Benz S 600, sebuah mobil yang selalu dalam kondisi prima untuk menjaga citra negara.
Namun, ada kejadian tak terduga yang hampir berujung bencana. Saat melakukan pengecekan pada mobil tersebut, Jongkie dan tim menemukan sesuatu yang sangat mencurigakan: bensin yang tercampur dengan minyak tanah.
Momen Kritis: Bensin Tercampur Minyak Tanah
Jongkie menceritakan bahwa pada saat itu, dirinya diminta untuk menyiapkan mobil kepresidenan yang akan dipakai Presiden Soeharto dalam perjalanan ke Halim.
“Saat itu ada kedatangan Presiden India, jadi kita harus mempersiapkan segalanya dengan sangat hati-hati,” ujarnya.
Namun, saat melakukan inspeksi mobil yang akan digunakan untuk menjemput tamu negara, Jongkie mencium bau yang sangat asing.
“Ada bau minyak tanah. Kita coba hidupkan mesin dan nyalakan AC, ternyata bau itu semakin kuat. Ternyata bensinnya tercampur minyak tanah!” kata Jongkie dengan nada yang masih penuh kejutan. Hal ini tentu saja menjadi masalah besar karena mobil tersebut harus segera siap digunakan untuk perjalanan penting.
Jongkie dan tim langsung bertindak cepat. “Saya langsung buka bagian bawah mobil, buang semua bensin yang ada, dan segera beli bensin yang baru. Waktu itu bensin yang tersedia masih jenis Super,” ungkapnya.
Mereka pun langsung menuju pompa bensin di kawasan Tanah Abang untuk mengisi ulang mobil tersebut dengan bensin yang bersih.
Konsekuensi dan Teka-Teki di Balik Insiden Tersebut
Meskipun kejadian itu bisa segera diatasi, Jongkie mengaku tidak tahu pasti apakah ini akibat kesalahan prosedur di SPBU atau memang ada niat curang dari pihak tertentu. Keesokan harinya, SPBU di wilayah Kali Kuning tempat mobil tersebut mengisi bensin langsung ditutup oleh pihak berwenang.
Jongkie pun diminta oleh petugas Paspampres untuk memberikan penjelasan lebih lanjut. “Petugas Paspampres tanya ke saya, ‘Kalau itu nggak ketahuan, apa yang bakal terjadi? Mobil itu bisa mogok di mana?’” kata Jongkie. Momen ini semakin menegangkan karena mereka tidak tahu pasti seberapa besar kadar minyak tanah yang tercampur dalam bensin.
“Kalau mogoknya saat perjalanan pulang, dengan Presiden Soeharto dan tamu negara, itu akan jadi masalah besar. Kira-kira di mana mobil itu bakal mogok? Di Semanggi, Cawang, atau Halim? Kita nggak bisa tahu,” jelasnya.
Kejadian tersebut menjadi salah satu momen paling menegangkan dalam karier Jongkie sebagai teknisi mobil kepresidenan. Beruntung, masalah tersebut bisa segera diatasi tanpa mempengaruhi perjalanan penting tersebut. Namun, kejadian ini mengingatkan betapa pentingnya peran teknisi dalam menjaga kelancaran perjalanan kepala negara.
Discussion about this post