Presiden Prabowo Subianto hadir di Indonesia-Brazil Business Forum, Rio de Janeiro, dengan misi besar: mengakselerasi biodiesel di Indonesia. Dalam forum itu, Prabowo memuji Brasil yang sudah 50 tahun menguasai teknologi bioetanol, terutama dari tebu dan jagung.
“Brasil jauh lebih maju soal energi hijau. Etanol kalian keren banget, kami sekarang fokus ke biodiesel. Diesel dari kelapa sawit,” kata Prabowo dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden.
Menuju B50: Langkah Besar Energi Nabati
Saat ini, Indonesia sudah berada di tahap campuran biodiesel B35-B40, dan targetnya naik ke B50 tahun depan. Prabowo optimistis langkah ini bikin Indonesia makin mandiri energi, sekaligus lebih ramah lingkungan.
“Dengan B50, kita bisa hemat impor minyak sampai US$ 20 miliar alias Rp 309,7 triliun! Kelapa sawit kita jadi jagoannya,” tambah Prabowo.
Persiapan Kementerian ESDM untuk Mandatori B40
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mendukung penuh rencana ini. Program biodiesel B40 bakal mulai berjalan pada Januari 2025. Langkah ini jadi tonggak penting menuju energi bersih di Indonesia.
“Sekarang kita di B40, tinggal eksekusi. Tahun depan sudah jalan, sambil kita push ke B50,” kata Bahlil.
Manfaat Biodiesel: Hemat dan Ramah Lingkungan
Biodiesel nggak cuma soal penghematan impor minyak. Prabowo juga menyoroti efek positifnya untuk lingkungan. Karbon dari kendaraan bisa ditekan, sekaligus membuka peluang besar buat petani kelapa sawit.
“Kita bakal bebas dari impor solar. Diesel kita berasal dari kelapa sawit, lebih hijau dan hemat,” tegas Prabowo.
Visi Besar: Swasembada Energi
Dengan dorongan dari pemerintah dan semua sektor terkait, Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo membidik swasembada energi. Energi terbarukan, terutama dari kelapa sawit, jadi andalan untuk wujudkan visi besar ini.
Indonesia nggak main-main menuju masa depan energi yang bersih, hemat, dan mandiri. Langkah Prabowo menuju B50 di 2025 adalah bukti nyata!
Discussion about this post