Penurunan Penjualan Mobil Baru dan Peningkatan Minat terhadap Mobil Bekas

Mobil Bekas

Penjualan mobil baru di Indonesia nggak secemerlang tahun-tahun sebelumnya, malah cenderung mengalami penurunan. Di sisi lain, mobil bekas justru semakin digemari masyarakat. Ini jadi salah satu fenomena menarik yang patut diperhatikan.

Kenaikan harga mobil baru yang semakin tinggi ternyata nggak diimbangi dengan peningkatan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia, yang bikin banyak orang akhirnya beralih ke mobil bekas.

Faktor Penyebab Penurunan Penjualan Mobil Baru

Salah satu alasan utama kenapa penjualan mobil baru nggak bisa meroket seperti dulu adalah kenaikan harga yang nggak terkendali. CEO PT Autopedia Sukses Lestari Tbk, Jany Chandra, bilang kalau harga mobil di Indonesia memang cukup mahal untuk pendapatan rata-rata masyarakat.

“Harga mobil di Indonesia ini cukup mahal untuk income per kapita Indonesia,” ujarnya.

Peneliti senior dari LPEM FEB UI, Riyanto, juga menjelaskan kondisi ini. Salah satunya, harga mobil jenis Low Multi Purpose Vehicles (MPV) yang jadi favorit masyarakat Indonesia, mengalami kenaikan tajam.

“Kenaikan harga mobil periode 2013-2022, misalnya kita ambil MPV entry low per tahun sudah 7 persenan, lebih besar dari rata-rata inflasi kita. Jadi ini masalahnya,” ungkap Riyanto.

Pendapatan per Kapita yang Makin Terjepit

Riyanto menambahkan kalau gap antara pendapatan per kapita dan harga mobil kini semakin lebar. Dulu, misalnya harga mobil sekitar Rp 167 juta, sedangkan pendapatan per kapita sekitar Rp 155 juta.

Gap ini masih kecil. Tapi sekarang, harga mobil bisa mencapai Rp 255 juta, sedangkan pendapatan per kapita cuma Rp 218 juta. “Jadi makin lebar,” kata Riyanto.

Mobil Bekas Semakin Digemari

Fenomena menarik muncul dari pasar mobil bekas. Meski penjualan mobil baru stagnan, mobil bekas justru makin diminati. Jany Chandra menambahkan, perusahaan mereka bisa menjual lebih dari 100 ribu unit mobil dan motor bekas dalam setahun.

Hal ini membuat mereka semakin ekspansi dengan membuka lebih banyak jaringan showroom.

“Mobil barunya agak nunggu, karena mobil baru naik terus kan. Dari sisi mobil bekasnya kami tumbuh signifikan,” jelas Jany. Bahkan, dia mengatakan, showroom mereka yang awalnya hanya satu, sekarang sudah ada 16, dengan tiga lainnya sedang dibangun.

Stagnasi Pasar Mobil Indonesia

Pasar mobil Indonesia pada umumnya menunjukkan stagnasi dengan penjualan yang berada di kisaran satu juta unit per tahun. Padahal, rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih sekitar 99 mobil per 1.000 penduduk.

Penjualan mobil tertinggi pernah tercatat pada tahun 2013 dengan angka mencapai 1.229.811 unit, namun sejak itu terus menurun meskipun tetap berada di level satu juta unit.

Salah satu faktor yang bikin pasar mobil stagnan adalah pertumbuhan ekonomi yang relatif datar, dengan rata-rata sekitar lima persen per tahun dari 2015-2022.

Badan Pusat Statistik (BPS) bahkan mengumumkan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,05% pada 2023, yang membuat PDB per kapita Indonesia mencapai Rp 75 juta atau sekitar US$ 4.919,7.

Faktor Pajak yang Membebani Harga Mobil

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, mengungkapkan bahwa salah satu faktor lain yang bikin harga mobil semakin mahal adalah komponen pajak yang mencapai 40 persen.

“Harga mobil ini juga diskusi dengan Pemda, karena BBNKB itu menjadi isu, itu yang membuat harga mobil ini luar biasa mahal,” kata Kukuh. Bahkan, jika dihitung total pajaknya, bisa mencapai 30-40 persen dari harga mobil.

Pajak kendaraan bermotor memang jadi sumber pendapatan daerah, dengan sebagian besar PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang berasal dari sektor ini. Hal ini bikin pemerintah daerah enggan menurunkan pajak meskipun harga mobil terus melambung.

Dampak PPN yang Naik

Selain itu, ada kabar nggak mengenakkan lainnya: mulai tahun depan, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan naik dari 11 persen menjadi 12 persen. Ini tentu aja berpotensi meningkatkan harga mobil baru.

“Kemungkinan ada dampak, karena daya beli turun,” kata Jany. Untungnya, PPN untuk mobil bekas tetap rendah, hanya sekitar 1,1-1,2 persen, sehingga pasar mobil bekas masih punya peluang berkembang lebih pesat.

Dari semua faktor yang ada, bisa dibilang pasar mobil Indonesia lagi menghadapi tantangan besar. Sementara harga mobil baru terus meroket, daya beli masyarakat nggak bisa mengimbangi.

Di sisi lain, pasar mobil bekas menjadi alternatif yang semakin menarik. Ini jadi peluang buat pengusaha yang ingin masuk ke pasar ini, mengingat potensi pertumbuhannya yang cukup signifikan.

Exit mobile version