Salah satu kekhawatiran terbesar yang masih sering muncul terkait mobil listrik adalah potensi kebakaran yang bisa terjadi akibat kerusakan atau malfungsi pada baterai.
Kejadian kebakaran ini seringkali menjadi sorotan publik, terutama karena adanya video yang beredar menunjukkan mobil listrik yang terbakar dengan api yang sulit dipadamkan. Tentunya, hal ini menimbulkan rasa khawatir terkait keselamatan penggunaan mobil listrik di masyarakat.
Kebakaran Mercedes-Benz EQE di Korea Selatan
Salah satu insiden kebakaran yang cukup menghebohkan terjadi pada Agustus 2024, di mana sebuah mobil listrik Mercedes-Benz EQE terbakar di Korea Selatan. Kebakaran tersebut tidak hanya merusak mobil itu sendiri, tetapi juga menyebabkan kerusakan pada sekitar 140 mobil lainnya yang berada di dekatnya.
Kejadian ini semakin parah karena mengakibatkan 23 orang dilarikan ke rumah sakit karena terpapar asap berbahaya, sementara 103 orang lainnya harus dievakuasi dari gedung-gedung sekitarnya.
Tidak hanya itu, kebakaran tersebut juga memberikan dampak besar pada infrastruktur sekitar. Sistem kelistrikan di kompleks gedung yang ada di sekitarnya juga terganggu, menyebabkan hampir 500 rumah tangga terpaksa mengalami pemadaman listrik dan air selama lima hari.
Kejadian ini tentunya memberikan dampak yang sangat luas dan memperburuk citra mobil listrik dalam hal keselamatan.
Studi Menunjukkan Mobil Listrik Lebih Aman
Namun, pandangan tersebut mulai dipertanyakan setelah adanya hasil studi yang mengungkapkan bahwa mobil listrik sebenarnya lebih aman jika dibandingkan dengan mobil berbahan bakar konvensional (ICE) maupun mobil hybrid.
Fakta ini disampaikan oleh Prabowo Kartoleksono, Wakil Ketua Penelitian dan Pengembangan Periklindo, dalam diskusi bertajuk ‘Revolutionizing EV Safety In Indonesia: Breaking Solutions with Innovation’ yang diadakan oleh PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi (FAST) di Jakarta, pada Senin (25/11/2024).
Data Tentang Risiko Kebakaran pada Mobil Listrik
Prabowo mengungkapkan fakta menarik tentang kemungkinan kendaraan terbakar per 100.000 unit kendaraan. Dari data yang dia sampaikan, mobil listrik memiliki risiko kebakaran yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan mobil berbahan bakar konvensional (ICE) maupun mobil hybrid.
- Mobil Listrik (BEV): Dari 100.000 unit kendaraan, kemungkinan mobil listrik terbakar hanya 25 unit atau sekitar 0,025 persen.
- Mobil Konvensional (ICE): Risiko kebakaran jauh lebih tinggi, dengan 1.529 unit mobil dari 100.000 kendaraan yang berpotensi terbakar, atau sekitar 1,529 persen.
- Mobil Hybrid (HEV/PHEV): Mobil hybrid justru memiliki kemungkinan kebakaran paling tinggi, dengan 3.474 unit atau sekitar 3,747 persen dari 100.000 kendaraan.
Perbandingan Risiko Kebakaran
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa mobil berbahan bakar konvensional (ICE) memiliki risiko kebakaran 61 kali lebih tinggi dibandingkan mobil listrik. Bahkan, mobil hybrid berisiko 139 kali lebih tinggi untuk terbakar dibandingkan mobil listrik berbasis baterai.
Prabowo menjelaskan bahwa data ini berasal dari penelitian dan analisis risiko kendaraan listrik yang dilakukan di luar negeri, salah satunya oleh situs InsideEVs. “Ini bukan data karangan saya, tetapi data yang berbasis fakta.
Tentu saja saya tidak bilang kendaraan BEV itu sepenuhnya aman, tapi jika dibandingkan dengan ICE dan hybrid, ternyata mobil listrik jauh lebih aman,” ungkapnya.
Dengan fakta-fakta ini, mungkin sudah saatnya kita mulai melihat risiko kebakaran pada mobil listrik dengan perspektif yang lebih seimbang, dan tidak hanya terfokus pada kejadian-kejadian tertentu yang sering kali menciptakan ketakutan berlebihan.