lagiPengen.id – Industri kecantikan digital di Asia Tenggara menunjukkan tren yang menarik terkait bagaimana konsumen mempercayai konten di dunia maya. Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh YouGov, Indonesia muncul sebagai negara dengan tingkat kepercayaan tertinggi terhadap konten buatan pengguna dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Thailand. Temuan ini memberikan pandangan penting bagi industri kecantikan dalam merancang strategi pemasaran yang lebih relevan dan efektif.
Berikut 6 Alasan Konsumen Indonesia Percaya Konten Review Pengguna berdasarkan hasil survei terbaru dari YouGov Indonesia.
1. Konsumen Indonesia Lebih Percaya Review dari Pengguna Lain
Berdasarkan laporan yang berjudul From Screen to Shelves: How Content Creators Are Driving Consumer Behavior in the Makeup Industry, sebanyak 54% responden di Indonesia lebih mempercayai ulasan dari sesama pengguna dibandingkan dengan konten yang dibuat oleh influencer. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan Thailand (40%) dan Singapura (42%).
“Temuan ini menunjukkan bagaimana perilaku digital konsumen Indonesia berkembang secara unik, sekaligus memberikan panduan bagi pelaku industri kecantikan untuk merancang strategi yang relevan di kawasan ini,” ujar Edward Hutasoit, General Manager YouGov Indonesia.
2. Kepercayaan Terkait Ulasan Meningkat dengan Status Sosial Ekonomi
Kepercayaan terhadap konten buatan pengguna ini ternyata dipengaruhi oleh status sosial ekonomi konsumen. Sebanyak 62% konsumen dengan penghasilan tinggi lebih mempercayai review dari pengguna lain dibandingkan influencer.
Sementara itu, hanya 33% konsumen dengan penghasilan rendah yang memiliki pandangan serupa. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen kelas atas cenderung lebih menghargai transparansi dan otentisitas.
3. Indonesia Menjadi Pusat Keterlibatan Digital di Industri Kecantikan
Indonesia juga tercatat sebagai negara dengan tingkat interaksi yang tinggi terhadap konten kecantikan digital. Sekitar 60% konsumen Indonesia menyebutkan bahwa review jujur adalah konten paling meyakinkan dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Hal ini mengungguli konten berupa saran dari ahli, demo produk, maupun iklan resmi.
4. Format Video Pendek Mendominasi Preferensi Konsumen Indonesia
Selain itu, video pendek juga menjadi format yang paling digemari. Sebanyak 68% responden Indonesia lebih memilih format video berdurasi kurang dari 3 menit untuk konsumsi konten kecantikan, sebuah angka tertinggi dibandingkan dengan Thailand (59%) dan Singapura (56%).
5. Livestreaming Populer di Kalangan Milenial Indonesia
Sementara itu, tren livestreaming juga terus berkembang di Indonesia. Data menunjukkan bahwa 29% responden Indonesia rutin menonton sesi livestream kecantikan, dengan 94% dari mereka mengaku pernah melakukan pembelian saat sesi tersebut berlangsung. Menariknya, format ini lebih disukai oleh konsumen milenial dibandingkan Gen Z (27% vs 18%).
6. Konten dari Ahli Kecantikan Tetap Menjadi Sumber Terpercaya
Meskipun konten buatan pengguna memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi, konsumen Indonesia tetap lebih mempercayai konten yang dibuat oleh ahli kecantikan seperti makeup artist dan dermatolog. Sebanyak 73% responden Indonesia lebih cenderung menonton konten dari para ahli daripada selebritas atau figur publik lainnya.
“Meski konten buatan pengguna lebih dipercaya karena dianggap autentik dan relevan, peran influencer tetap signifikan dalam membangun percakapan dan menyajikan informasi yang lebih terkurasi,” tambah Edward.
Survei ini mengungkapkan betapa pentingnya otentisitas dan transparansi bagi konsumen Indonesia dalam membuat keputusan pembelian, terutama di industri kecantikan digital. Bagi para pelaku industri, memanfaatkan kombinasi konten buatan pengguna dan influencer dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan kepercayaan dan jangkauan pasar.
Discussion about this post