lagiPengen.id – Film horor biasanya identik dengan jump scare dan kengerian visual yang mencekam. Namun, film horor The Ritual (2025), arahan David Midell, mencoba menempuh jalan berbeda. Dibintangi Al Pacino dan Dan Stevens, film ini mengangkat kisah eksorsisme nyata yang lebih menitikberatkan pada gejolak batin dan spiritualitas daripada sensasi horor konvensional.
Eksorsisme Bukan Sekadar Ritual, Tapi Pertarungan Keyakinan
Alih-alih menampilkan kerasukan sebagai tontonan menakutkan, The Ritual menjadikan proses eksorsisme sebagai cermin pergolakan iman. Hubungan antara dua Pastor, yaitu Pastor Riesinger (Al Pacino) yang lebih senior dan Pastor Steiger (Dan Stevens) yang muda dan penuh keraguan menjadi poros utama narasi. Di sini, horor justru lahir dari konflik batin dan pertanyaan eksistensial yang membebani kedua tokoh.
Akting Memukau Al Pacino
Salah satu kekuatan film ini terletak pada penampilan Al Pacino. Sebagai Pastor Riesinger, ia berhasil membangun sosok pemimpin rohani yang letih tapi tidak menyerah. Karismanya begitu kuat hingga keheningan bisa terasa menakutkan. Tidak perlu teriakan atau amarah, cukup dengan ekspresi lirih dan bahasa tubuh, horor spiritualnya tersampaikan.
Dan Stevens dan Emma Schmidt: Representasi Dua Kutub Penderitaan
Dan Stevens tampil solid sebagai Steiger, yang merupakan seorang imam muda yang tersesat dalam keraguannya. Ia menjadi jembatan bagi penonton untuk merasakan dilema iman di tengah situasi yang tak rasional. Sementara Abigail Cowen sebagai Emma Schmidt menghadirkan penderitaan yang tak hanya fisik, tapi juga emosional. Sayangnya, karakter Emma kurang mendapatkan kedalaman emosional yang sepadan.
Horor yang Meditatif: Tidak untuk Semua Penonton
Berbeda dengan eksorsisme ala The Exorcist, The Ritual mengambil pendekatan lambat dan kontemplatif. Film ini lebih menyerupai drama spiritual dengan intensitas internal, bukan ketegangan eksternal. Banyak adegan dialog dan renungan agama yang justru memperlambat ritme bagi mereka yang mencari hiburan horor cepat.
Inspirasi dari Kisah Nyata
Berdasarkan kisah nyata dari tahun 1928 dan diadaptasi dari buku Begone Satan!, film ini mengangkat pertarungan abadi antara kepercayaan dan penjelasan medis. Dalam era modern yang serba ilmiah, The Ritual mengajak kita bertanya: apakah semua hal bisa dijelaskan dengan logika?
Sinematografi dan Atmosfer
Dengan durasi 98 menit, The Ritual mengandalkan pencahayaan redup dan set interior gereja untuk menciptakan atmosfer menekan. Tidak ada efek visual mencolok, tetapi desain produksinya mampu membangun suasana sakral sekaligus menyeramkan.
Kurangnya Elemen Baru di Genre Eksorsisme
Meski menawarkan kedalaman tematik, film ini tetap terjebak dalam struktur klasik film kerasukan. Konflik dua imam, sesi eksorsisme intens, dan protagonis wanita sebagai “wadah” kerasukan sudah sering kita lihat di film sejenis. Minimnya elemen baru menjadi kelemahan terbesar film ini.
Bukan Tentang Kengerian, Tapi Tentang Percaya atau Tidak Percaya
The Ritual lebih tepat disebut sebagai drama spiritual bercorak horor, ketimbang horor konvensional. Film ini mengajak kita bukan hanya untuk takut, tapi juga untuk merenung: jika kejahatan bisa merasuki jiwa, sejauh mana kita siap menghadapi kegelapan dalam diri sendiri?
Kesimpulan
The Ritual (2025) adalah film horor yang menawarkan pendekatan introspektif dan serius terhadap tema eksorsisme. Penonton yang mengharapkan aksi dan ketegangan mungkin akan kecewa, tapi bagi mereka yang mencari eksplorasi mendalam soal iman, keraguan, dan perjuangan batin, film ini bisa menjadi pengalaman yang menggugah. Sebuah horor spiritual yang lebih mengajak kita berpikir daripada berteriak.
The Ritual (2025) sudah tayang di bioskop seluruh Indonesia sejak 29 Mei 2025. Kalian sudah nonton film The Ritual (2025)? Kalau belum tonton dulu video trailer resmi The Ritual (2025) berikut ini.
Discussion about this post