Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita terlihat mengunjungi Toyota Mirai, mobil berbasis hidrogen yang dipamerkan di luar Hall 10, Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 di ICE BSD Tangerang, Jumat (22/11/2024).
Kehadiran Agus didampingi oleh President Director PT TMMIN, Nandi Julyanto, dan Vice President Director PT TAM, Henry Tanoto.
“Ini basisnya hidrogen, salah satu teknologi otomotif yang menurut pandangan saya tidak lama lagi akan hadir,” ungkap Agus kepada wartawan.
Menurut Agus, teknologi hidrogen ini bisa menjadi langkah besar untuk menciptakan masa depan otomotif yang lebih ramah lingkungan. “Tinggal infrastruktur disiapin, charging station untuk hidrogen kita siapkan. Sehingga nanti hidrogen bisa jalan,” tambahnya.
Teknologi Toyota Mirai: Nol Emisi, Masa Depan Mobilitas
Apa Itu Toyota Mirai?
Toyota Mirai adalah mobil fuel cell electric vehicles (FCEV) generasi kedua yang menggunakan hidrogen murni sebagai sumber energi. Mobil ini menghasilkan nol emisi, hanya mengeluarkan air murni sebagai residu, serta memberikan pengalaman berkendara yang senyap khas mobil listrik.
FCEV seperti Mirai memanfaatkan sumber energi terbarukan yang melimpah di alam. Hidrogen yang digunakan dapat diolah dari sumber daya alam di Indonesia, sehingga memungkinkan pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Keunggulan Toyota Mirai
- Jarak Tempuh Lebih Panjang
Generasi kedua Toyota Mirai mampu menempuh jarak hingga 850 km berkat tiga tangki hidrogennya. Angka ini 30% lebih jauh dibandingkan generasi pertama yang hanya mampu mencapai 650 km. - Sumber Energi Darurat
Mirai juga dapat berfungsi sebagai sumber listrik darurat dalam situasi seperti bencana. Mobil ini memiliki dua jalur pasokan listrik, yang memungkinkan pengisian daya ke perangkat eksternal. - Platform TNGA untuk Performa Lebih Baik
Toyota Mirai terbaru menggunakan platform Toyota New Global Architecture (TNGA) dengan sasis GA-L, memberikan stabilitas dan kenyamanan berkendara yang optimal.
Tantangan Infrastruktur dan Produksi Lokal
Meskipun Mirai menawarkan teknologi canggih, Agus menekankan perlunya mempersiapkan infrastruktur pendukung, seperti stasiun pengisian hidrogen.
Selain itu, ia juga mendorong Toyota untuk mulai memproduksi Mirai di Indonesia dengan mempertimbangkan aspek lokal. “Tentu a long the way kita minta Toyota Mirai konsep lokal kontennya. Tapi yang penting hidrogennya dulu,” ujarnya.
Studi Hidrogen: Langkah Awal Menuju Implementasi
Untuk saat ini, Toyota Mirai masih dalam tahap studi di Indonesia. Namun, teknologi FCEV berpotensi diaplikasikan tidak hanya di sektor otomotif, tetapi juga sebagai solusi energi untuk industri, perusahaan, dan rumah tangga.
Dengan potensi besar ini, Toyota Mirai bisa menjadi pelopor dalam mewujudkan mobilitas masa depan yang lebih berkelanjutan di Indonesia.
Toyota Mirai bukan sekadar kendaraan. Ia adalah simbol inovasi, menjanjikan masa depan yang lebih bersih dan efisien. Siapkah kita menyambut era hidrogen?
Discussion about this post